Membuka Portal Dunia

Kebiasaan
membaca buku adalah cara memanfaatkan waktu luang yang paling baik. Ia dapat
menjaga seseorang tetap sibuk, ketika tiada hal lain yang dikerjakannya.
Orang-orang yang terbiasa membaca, bukan hanya akan dapat memanfaatkan waktu
dengan sebaik-baiknya, tetapi juga memelihara pemikirannya dari hal-hal yang
merusak, yang mungkin terjadi jika duduk melamun; tak mengerjakan apapun. Amirul
Mukminin Ali mengatakan, “Seseorang yang (selalu) menyibukkan dirinya dengan
buku-buku, tidak akan pernah kehilangan ketenangan akalnya. Sebuah buku yang
baik, bagi seorang pembaca, adalah lebih baik ketimbang berkunjung ke taman
terbaik dan tempat terindah.
Banyak
orang-orang sukses dan kaya didunia mempunyai kebiasaan memaca buku seperti
Warren Buffet, Memiliki nama lengkap Warren Edward Buffett, merupakan salah
satu orang terkaya di dunia yang berasal dari Amerika Serikat. Salah satu hal
yang mendukung kesuksesannya adalah kebiasaan membaca. Sebanyak 80%
waktunya di kantor dihabiskannya dengan membaca laporan, sementara di rumah,
Buffet membaca koran dan buku-buku. Untuk mengawali hari, Warren Buffett gemar
membaca berbagai berita lokal dan nasional, serta setiap hari mampu membaca Wall Street Journal, Financial Times, New York
Times, USA Today, Omaha World-Herald dan American Banker , dan semua itu dibacanya setiap pagi sebelum
beraktivitas. Mark Zuckerberg adalah penemu dan pembuat Facebook
merupakan milyarder termuda di dunia menurutnya membaca buku bisa membuat kamu
mengetahui hal baru di budaya dan agama yang berbeda.
Alat
untuk mengukur kemajuan dan peradaban sebuah bangsa adalah kualitas dan jumlah
buku serta jumlah orang yang terbiasa membacanya. Pendidikan formal seseorang
bukanlah kriteria untuk menentukan (tingkat) pengetahuan seseorang. Seorang
yang benar-benar berpengetahuan adalah yang selalu terlibat dalam kegiatan
membaca dan meneliti. Kita sangat tidak beruntung memiliki banyak individu yang
memiliki ijasah tingkat sekolah dan universitas, tetapi sangat sedikit sarjana
dan peneliti. Kebanyakan anak-anak, setelah menyelesaikan pendidikan formalnya,
menyingkirkan buku-buku dan sibuk dengan aktivitas lain. Pertumbuhan
pengetahuan orang-orang seperti ini menjadi mandek sejak saat itu. Keinginan
mereka mendapatkan pendidikan guna meraih pekerjaan telah tercapai. Mereka
merasa bahwa tidak diperlukan tambahan pengetahuan lebih lanjut. Sebenarnya,
pendidikan semestinya ditujukan untuk mencapai keunggulan dalam ranah
pengetahuan yang dipilih. Pendidikan adalah proses menerus dan berlanjut hingga
nafas terakhir.
Kebiasaan
membaca bukan hanya untuk waktu senggang. Tujuan utama membaca adalah
memperoleh pengetahuan, memahami isi buku, dan mengambil manfaat darinya. Tidak
terlalu penting, berapa jumlah buku yang dibaca anak-anak, tetapi yang
terpenting adalah bagaimana mereka membacanya. Apakah hanya membaca cepat dan
sepintas lalu saja? Sudahkah dia membaca buku itu dengan penuh perhatian dan
memahami isinya?
Apabila kita banyak
membaca kita akan melihat dunia dari posisi yang lebih tinggi, ibarat melihat
pemandangan dari atas bukit karena dengan membaca buku dunia ada didalam
genggamanmu.
Penulis, Mahasiswa IKIP PGRI Pontianak Pend Geografi
Asrama Mahasiswa Kabupaten Sambas Pantai Utara
Get notifications from this blog